BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan sebagai bagian penting dalam kehidupan manusia telah
mengalami perkembangan yang pesat sejak abad ke-17, yakni diawali dari
revolusi ilmiah yang berlangsung di kawasan eropa utara. Berbagai
eksperiman dan penemuan penting telah dihasilkan sejak masa itu. Salah
satu cabang ilmu pengetahuan tersebut adalah ilmu fisika yang telah
mengalami berbagai revolusi secara estafet di berbagai bangsa mulai dari
Yunani, Arab, India, Cina, Eropa dan Amerika. Pada akhir abad 19 hingga
saat ini (abad 21) Obor ilmu pengetahuan berada di dunia barat sehingga
merekalah yang memegang kendali atas kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini. Namun hal itu bukan berarti harus mengabaikan kitab
suci agama kita, Al-Quranul Karim, yang menyimpan banyak rahasia ilmu
pengetahuan.
Dalam
pergerakan alam semesta ini maka jika dicermati dengan seksama akan
terjadi banyak fenomena yang luar biasa. Dan semuanya ternyata telah
dijelaskan didalam Al-Qur`an sebagai pembelajaran dari Allah Swt kepada
hamba-Nya yang beriman agar mereka berpikir dan menjadi pintar.
2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang diangkat pada makalah ini adalah sebgai berikut:
1. Bagaimana fisika dan Al Qur’an ?
2. Bagaimana pembentukkan bumi dari segi sains ?
3. Bagaimana pembentukkan bumi dari segi Islam ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui fisika dan Al Qur’an.
2. Untuk mengetahui pembentukkan bumi dari segi sains.
3. Untuk mengetahui pembentukkan bumi dari segi Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FISIKA DAN AL-QURAN
Fisika
adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta (keseluruan) yang
berkonsentrasikan pada gerak. Fisika adalah ilmu yang mempelajari kitab
yang tersirat dalam alam semesta. Al-Quran adalah kitab yang tertulis.
Al-Quran adalah kitab yang sangat terjaga dari keasliannya sehingga baik
dipergunakan sebagai pedoman hidup dan yang terakhir. Al-Quran adalah
ilmu yang mempelajari kehidupan di alam semesta yang disampaikan secara
berangsur-angsur oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. dari
Tuhan Alloh SWT ditulis di pohon-pohon dan lainnya yang bisa ditulisi
sampai sekarang dapat ditulis diatas kertas dan dijilid bagus untuk
dipelihara dan diamalkan hingga akhir jaman. Al-Quran adalah salah satu
dari empat kitab(Zabur, Taurot, Injil, dan Al-Quran) yang diturunkan
dari yang ghoib (Alloh SWT) untuk pedoman hidup manusia sampai di akhir
jaman. Belajar fisika berarti belajar mengenal Tuhan Alloh SWT melalui
ciptaanNya yang tersebar di alam semesta. Sedangkan belajar Al-Quran
mempelajari setiap kejadian manusia dan alam semesta dari sebelum adanya
manusia sampai tidak ada manusia lagi di dunia ini untu dipergunakan
sebagai contoh atau permisalan dalam menggali ilmu pengetahuan sehingga
dapat menentukan suatu keputusan yang benar dan baaik. Nabi Muhamma
adalah pemimpin besar dunia terakhir dalam kerosulan dari keturunan Nabi
Ismail anak Nabi Ibrohim dan siti hajar yang sederhana, taat, dan
sabar, serta pembantu nabi Ibrohim AS. yang tidak diakui oleh keturunan
dari istri pertama Nabi Ibrohim AS. sehingga dilalimkan oleh
bangsa-bangsa pada saat itu. Tapi Tuhan Alloh SWT maha pengasih dan
penyayang, kalau tuhan mau maka itu kecil bagiNya. Jadilah maka jadi
(kun fayakun).
B. PEMBENTUKAN BUMI DARI SEGI SAINS
1. TEORI BIG BANG.
Awalnya ada 1 bintang raksasa yang kemudia mengalami supernova, meledak dan materialnya menyebar kemana-mana.
Material besar yang menyimpan energi menjadi bintang,
sementara yang lebih kecil menjadi planet, yang lebih kecil menjadi
bulan, asteroid, dan benda langit lainnya. Sesuai kaidah bahwa dua benda
akan tarik-menarik sesuai dengan gravitasi yang dimilikinya (yang
dipengaruhi oleh massa masing-masing benda tersebut), maka benda yang
massanya lebih kecil akan tertarik oleh gravitasi benda yang massanya
lebih besar. tapi karena adanya gravitasi benda yang lebih kecil
tersebut, maka benda yang lebih kecil akan berputar mendekat ke benda
yang lebih besar sampai akhirnya dicapai kesetimbangan antara kedua
gravitasi kedua sehingga benda yang lebih kecil akan ber-revolusi
mengelilingi benda dengan massa yang (jauh) lebih besar. Contoh, planet
yang mengelilingi matahari.
Kemudian planet inipun mengalami proses pembentukan
dirinya. Sebagai pecahan dari bintang, tentu saja tiap planet memiliki
komposisi yang berbeda. Kemudian pengaruh dari radiasi yang diterima
tiap planet juga berbeda, maka proses yang terjadi pada tiap2 planet
akan berbeda satu-sama lain.
Bumi yang awalnya berupa benda pijar yang panas
perlahan-perlahan mengalami pendinginan (energi yang disimpannya cuma
sedikit, ga sebanyak bintang). Sesuai hukum thermodinamika yang gua
sendiri ga tau persisnya bumi mengalami perubahan dari bentuk gas -->
semakin dingin --> cair, nah pada saat cair inilah material-material
mulai mengelompok dan membentuk bagian2 inti, mantel dan kerak.
Khusus untuk kerak, (uap) air yang mulai terbentuk
seiring pendinginan bumi mulai mendingin dan turun ke permukaan bumi
menjadi air. Nah karena permukaan bumi masih berupa cairan panas, maka
air tersebut menjadi uap lagi sementara permukaannya terdinginkan dan
mulai mengeras. bayangkan magma yang disemprot air dalam jumlah banyak,
lama2 kan permukaan atasnya akan mengeras (karena mendingin) sementara
lapisan bawahnya tetap berupa cairan panas. Nah lapisan keras tersebut
semakin lama semakin tebal dan sekarang menjadi 'permukaan tanah' tempat
manusia dan makhluk hidup lainnya tinggal. Sementara air yang sebagian
besar menjadi laut dan samudra, salah satunya berfungsi untuk menjaga
suhu kerak bumi tetap dingin.
2. Pengertian Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya . Perputaran ini merupakan akibat dari adanya gaya tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi.
Bumi berotasi pada porosnya dari arah barat ke timur. Arahnya persis sama dengan arah
revolusi bumi mengelilingi matahari . Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56
menit 4 detik ,selang waktu ini disebut satu hari. Sekali berotasi,
bumi menempuh 360 bujur selama 24 jam. Artinya 10 bujur menempuh 4
menit. Dengan demikian, tempat tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda waktu 4 menit.
3. Pengaruh Rotasi Bumi
Rotasi bumi menimbulkan beberapa peristiwa yaitu :
1. Pergantian siang dan malam
Permukaan
bumi yang sedang menghadap matahari mengalami siang. Sebaliknya
permukaan bumi yang membelakangi matahari mengalami malam. Akibat rotasi
bumi, permukaan bumi yang menghadap dan membelakangi matahari berganti
secara bergantian. Ini adalah peristiwa siang dan malam. Karena periode
peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam
rata-rata 12 jam. 2. Perbedaan waktu berbagai tempat dimuka bumi
Seluruh
permukaan bumi dibagi-bagi menurut garis lintang dan garis bujur. Garis
lintang adalah garis yang sejajar dengan garis tengah
khatulistiwa,sedang garis bujur adalah garis yang sejajar dengan garis
tengah kutub. Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari
barat ke timur. Itulah sebabnya matahari selalu terbit di timur terbenam
di barat.
Waktu GMT (Greenwich Mean Time ) sebagai waktu pangkal
yang berada pada garis bujur nol derajat yang melalui kota Greenwich di
London. Sebagai contoh Indonesia memiliki tiga bujur standar yaitu 1050, 1200, 1350
Bujur Timur, dengan demikian waktu lokalnya berturut-turut adalah waktu
Greenwich ditambah 7 jam, 8 jam, dan 9 jam. Jika letak bujur standar
itu disebelah barat bujur nol, maka waktunya dikurangi, dan jika letak
bujur standar itu di sebelah timur bujur nol, maka waktunya bertambah.
3. Gerak semu harian bintang
Bintang-bintang
(termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak.
Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang tersebut
tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita
saksikan, yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan
benda-benda langit melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita
selalu menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam di
sebelah barat. Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari
dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena
gerak semu ini dapat di amati setiap hari, maka disebut gerak semu
harian.
C. PEMBENTUKAN BUMI DARI SEGI ISLAM
1. Penciptaan Alam Semesta
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an pada ayat
berikut: "Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan
yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu
pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini
adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu,
muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi
dalam sekejap.
Peristiwa
ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta
sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang
merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai
asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum
Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan,
di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu
diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta
ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada
kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor
sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada
tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang.
Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang
merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan
dari ketiadaan.
2. Mengembangnya Alam Semesta
Dalam
Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut
ini:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata
"langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak
tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di
sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata
lain, dalam Al Qur'an dikatakan
bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak
terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara
terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan
peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang
ditiup.
Hingga
awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada
sejak dahulu kala tanpa permulaan.
Namun,
penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi
modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki
permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada
awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli
kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan
menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta
ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929.
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak
saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus
bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut
terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun
berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang.
Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun
mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang
Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.
3. Pemisahan Langit dan Bumi
Big
Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun
sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna
menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang
diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah.
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:
"Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)
Kata
"ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan
untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan.
Ungkapan "Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab
"fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui
peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq".
Perkecambahan
biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa
yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Dalam
ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq".
Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika
mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa
satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata
lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah
diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada
keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga
menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah),
dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan
alam semesta terbentuk.
Ketika
kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan
ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu
sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah
terjadi sebelum abad ke-20.
4. Garis Edar
Tatkala
merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa
masingmasing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
"Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al
Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:
"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta
yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan
astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km
per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar
Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000
kilometer dalam sehari.
Bersama
matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta
berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.
Sebagaimana
komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di
atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah
ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti
garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit
lainnya. Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis
edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai
berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat
sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri
dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai
planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua
benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan
dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah
"berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang
sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga
bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Semua
benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang,
dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing.
Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat
teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini
adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.
Garis
edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa.
Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis
peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak
satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau
bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah
galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya
saling bersentuhan.
Dapat
dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki
teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang
angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun
astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan
secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar"
sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini
dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan
pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.
5. Bentuk Bulat Planet Bumi
"Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan
malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)
Dalam
Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam
semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai
"menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa
Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan
membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar,
sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan
yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling
menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk
bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti
bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah
diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat. Namun perlu diingat
bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu,
bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta
penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat
Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad
terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak
mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya
ketika menjelaskan jagat raya.
6. Atap yang Terpelihara
Benda-benda
langit yang berlalu lalang di ruang angkasa dapat menjadi ancaman
serius bagi Bumi. Tapi Allah, Pencipta Maha Sempurna, telah menjadikan
atmosfir sebagai atap yang melindungi bumi. Berkat pelindung istimewa
ini, kebanyakan meteorid tidak mampu menghantam bumi karena terlanjur
hancur berkeping-keping ketika masih berada di atmosfir. Dalam Al
Qur'an, Allah mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat
menarik tentang langit:
"Dan
Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya."
(Al Qur'an, 21:32)
Sifat
langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20. Atmosfir
yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya
kehidupan.
Dengan
menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka
mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan
makhluk hidup. Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa
yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar
ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya
tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini
sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya
sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman
dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar
ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon
atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum
ultraviolet yang mencapai bumi.
Jika
atmosfir tidak ada, jutaan meteorid akan jatuh ke Bumi, sehingga
menjadikannya tempat yang tak dapat dihuni. Namun, fungsi pelindung dari
atmosfir memungkinkan makhluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya
dengan aman. Ini sudah pasti perlindungan yang Allah berikan bagi
manusia, dan sebuah keajaiban yang dinyatakan dalam Al Qur'an.
Fungsi
pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga
melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai
sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Tidak
hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain
atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan
medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi
berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus
dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan
bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi
raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali
pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
Bumi
ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di
tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah
yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet
ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van- Allen, yang
melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan
pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung
di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki
medan magnet adalah Merkurius - tapi kekuatan medan magnet planet ini
100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita,
tidak memiliki medan magnet.
Lapisan
pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya
ada pada Bumi. Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja,
sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar
bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh
delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik
kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas
atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500
derajat celcius. Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh
tinggi di atas bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari
berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya
sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu dalam Al
Qur'an tentang atmosfir bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Energi
yang dipancarkan oleh sebuah letusan pada Matahari sungguh amat dahsyat
sehingga sulit dibayangkan akal manusia: Letusan tunggal pada matahari
setara dengan ledakan 100 juta bom atom yang pernah dijatuhkan di
Hiroshima. Bumi terlindungi dari pengaruh merusak akibat pancaran energi
ini.
7. Langit yang Mengembalikan
Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada
fungsi "mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)
Kata
yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al Qur'an
ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan". Sebagaimana
diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan.
Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian
mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan
benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah
bawah, yakni ke bumi.
Lapisan
Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air
yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun
kembali ke bumi sebagai hujan.
Lapisan
ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar
ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke
ruang angkasa.
Ionosfir,
memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai
belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga
memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan
televisi pada jarak yang cukup jauh.
Lapisan
magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang
dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa
sebelum sampai ke Bumi.
Sifat
lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa
kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini
sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.
8. Rahasia Besi
Besi
adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an.
Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai
berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Kata
"anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi
dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa
besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita
mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi
diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki
keajaiban ilmiah yang sangat penting.
Ini
dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi
yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di
angkasa luar.
Logam
berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang
raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang
cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat
dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari
matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika
jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang
tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui
peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini,
meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam
semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan
oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua
ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan
kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui
meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam
ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara
ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Fisika
adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta (keseluruan) yang
berkonsentrasikan pada gerak. Fisika adalah ilmu yang mempelajari kitab
yang tersirat dalam alam semesta. Al-Quran adalah kitab yang tertulis.
Al-Quran adalah kitab yang sangat terjaga dari keasliannya sehingga baik
dipergunakan sebagai pedoman hidup dan yang terakhir.
Keterangan
yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu
pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini
adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu,
muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi
dalam sekejap.
Peristiwa
ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta
sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang
merupakan
satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai
asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum
Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan,
di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu
diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta
ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada
kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
2. Saran
Jadikan renungan dan menambah kesadaran bagi yang beriman kepada Allah. Maha Benar Allah dengan segala FirmanNYA.